Geostrategi Indonesia
Latar Belakang
Indonesia tentu patut mewaspadai
perkembangan yang terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi
letak geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional, maka
setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh terhadap
Indonesia. Apalagi jalur pemenuhan kebutuhan dasar terutama minyak beberapa
negara melewati perairan Indonesia. Keberadaan Indonesia dipersilangan jalur
pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung
ancaman, sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila
beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di
Indonesia. Inilah fungsi dari geostrategis. Mengingat geostrategi Indonesia
memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna
mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka ia
menjadi amat berbeda wajahnya dengan artian geopolitik untuk kepentingan
militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi
doktrin pembangunan. Dengan Pancasila sebagai dasarnya, maka pembangunan
Indonesia akan memiliki visi yang jelas dan terarah.
Geostrategis mengandung unsur
kewarganegaraan dari strategi itu, kekuatan negara, sumber daya, ruang lingkup
negara, tujuan, geografi politik jangka waktu, dan faktor teknologi yang
mempengaruhi keterlibatan militer, politik, ekonomi, dan budaya. Geostrategi
bisa berfungsi normatif, advokasi kebijakan luar negeri berdasarkan faktor
geografis, analitis, menggambarkan bagaimana kebijakan luar negeri dibentuk
oleh geografi, atau prediksi, memprediksi keputusan masa depan negara kebijakan
luar negeri atas dasar faktor geografis.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam
bentuk Ketahanan Nasional yang unsur-unsur utamanya terdiri dari keuletan dan
kekuatan/ketangguhan.
Keuletan sesungguhnya merupakan satu
kualita integratif yang menunjukan adanya kebersamaan diantara sesama komponen
yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Keuletan diperlukan dalam menghadapi
tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara elastis konsisten dan
berlanjut. Sebaliknya, unsur kekuatan/ketangguhan merupakan kemampuan untuk
tumbuh dan berkembang dari masyarakat bangsa ke arah tata kehidupan yang lebih
baik dikemudian hari.
Semakin tinggi keuletan dan ketangguhan
maka semakin besar pula tekanan yang dapat ditahan dan dilawan. Tanpa adanya
kualita ini masyarakat akan stagnan, dan apabila hal ini terjadi maka lama
kelamaan akan mundur dimakan waktu.
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Di sini akan dibahas mengenai Geostrategis Indonesia.
Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kritik konstruktif
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Tangerang, Maret 2013
Penulis
Isi
1. Sejarah Geostrategi
- Pada awal Herodotus, pengamat melihat
strategi sebagai sangat dipengaruhi oleh pengaturan geografis dari para aktor.
Dalam Sejarah, Herodotus menggambarkan benturan peradaban antara, Mesir Persia,
Scythians, dan Yunani-semua yang ia percaya sangat dipengaruhi oleh pengaturan
geografis fisik.
-Heinrich Adam Dietrich von Bulow
mengusulkan ilmu geometri strategi di 1799 Roh Sistem Modern War. Pemikirannya
meramalkan bahwa negara-negara besar akan menelan yang lebih kecil. Mackubin
Thomas Owens mencatat kesamaan antara prediksi von Bulow dan peta Eropa setelah
penyatuan Jerman dan Italia.
- Golden Age
Antara 1890 dan 1919 dunia menjadi surga
geostrategi, yang menyebabkan perumusan teori-teori geopolitik klasik. Sistem
internasional fitur naik dan turun kekuatan besar, sebagian besar dengan
jangkauan global. Tidak ada batas baru bagi kekuatan-kekuatan besar untuk
menjelajahi atau menjajah-seluruh dunia terbagi antara kerajaan dan kekuasaan
kolonial. Dari titik ini ke depan, politik internasional menampilkan perjuangan
negara terhadap negara.
Dua jenis pemikiran geopolitik menjadi
terkenal: sebuah sekolah Anglo-Amerika, dan sekolah Jerman. Alfred Thayer Mahan
dan Halford J. Mackinder menjabarkan konsep Amerika dan Inggris geostrategi,
dalam karya mereka Masalah Asia dan "The Pivot Geografis Sejarah".
Friedrich Ratzel dan Rudolf Kjellén mengembangkan teori negara organik yang
meletakkan dasar geostrategi.
- Perang Dunia II
Seorang geopolitician Jerman paling
menonjol adalah Jenderal Karl Haushofer. Setelah Perang Dunia II, selama
pendudukan Sekutu Jerman, Amerika Serikat diselidiki banyak pejabat dan tokoh
masyarakat untuk menentukan apakah mereka harus menghadapi tuduhan kejahatan
perang di pengadilan Nuremberg. Haushofer, seorang akademisi terutama,
diinterogasi oleh Pastor Edmund A. Walsh, seorang profesor geopolitik dari
Georgetown Sekolah Dinas Luar Negeri, atas permintaan pemerintah AS. Meskipun
keterlibatannya dalam kerajinan salah satu pembenaran atas agresi Nazi, Fr.
Walsh menetapkan bahwa Haushofer seharusnya tidak diadili.
- Perang Dingin
Setelah Perang Dunia Kedua, istilah
"geopolitik" jatuh ke dalam keburukan, karena kerjasama dengan
geopolitik Nazi. Hampir tidak ada buku yang diterbitkan antara akhir Perang
Dunia II dan pertengahan 1970-an menggunakan kata "geopolitik" atau
"geostrategi" dalam judul mereka, dan tidak geopoliticians label
sendiri atau karya mereka seperti itu. Teori Jerman diminta sejumlah
pemeriksaan kritis geopolitik oleh geopoliticians Amerika seperti Robert
Strausz-Hupé, Derwent Whittlesey, dan Andrew Gyorgy.
Seperti Perang Dingin mulai, NJ Spykman
dan George F. Kennan meletakkan dasar bagi kebijakan AS penahanan, yang akan
mendominasi berpikir geostrategis Barat selama empat puluh tahun berikutnya.
Alexander de Seversky akan mengusulkan
kekuatan udara yang secara fundamental mengubah pertimbangan geostrategis dan
dengan demikian mengusulkan "geopolitik kekuatan udara". Ide-idenya
memiliki pengaruh dalam pemerintahan Presiden Dwight D. Eisenhower, tetapi
ide-ide Spykman dan Kennan akan melaksanakan bobot yang lebih besar Kemudian
selama Perang Dingin, Colin Gray tegas akan menolak ide bahwa kekuatan udara
diubah pertimbangan geostrategis, sementara Saul B. Cohen diperiksa ide tentang
"shatterbelt", yang pada akhirnya akan menginformasikan teori domino.
- Pasca Perang Dingin
Wiki letter w cropped.svg Bagian ini
membutuhkan ekspansi. Sejak jatuhnya Tembok Berlin, untuk kebanyakan NATO atau
Pakta Warsawa bekas negara, strategi geopolitik umumnya mengikuti jalannya baik
kewajiban keamanan memperkuat atau akses ke sumber daya global, namun strategi
negara-negara lain belum sebagai teraba.
- Geostrategists Terkemuka
Di bawah ini geostrategi berperan dalam
mendirikan dan mengembangkan doktrin geostrategic besar dalam sejarah disiplin
itu. Sementara ada geostrategis lainnya, ini telah menjadi paling berpengaruh
dalam membentuk dan mengembangkan lapangan secara keseluruhan.
- Alfred Thayer Mahan
Alfred Thayer Mahan adalah seorang
perwira Angkatan Laut Amerika dan presiden dari US Naval War College. Ia
terkenal karena Pengaruh tentang Laut Power pada seri buku Sejarah, yang
berpendapat bahwa supremasi angkatan laut merupakan faktor penentu dalam
peperangan kekuatan besar. Pada tahun 1900, buku Mahan Masalah Asia
diterbitkan. Dalam buku ini ia meletakkan keluar geostrategy pertama era
modern.
Masalah Asia membagi benua Asia ke 3
zona:
* Sebuah zona utara, yang terletak di
atas paralel utara ke-40, ditandai dengan iklim dingin, dan didominasi oleh
kekuatan tanah,
* The "diperdebatkan dan
berdebat" zona, terletak antara paralel ke-40 dan 30, ditandai dengan
iklim yang hangat,
* Sebuah zona selatan, terletak di bawah
paralel utara 30, ditandai dengan iklim panas, dan didominasi oleh kekuatan
laut.
Zona berdebat dan diperdebatkan, Mahan
diamati, terdapat dua semenanjung di kedua ujung (Asia Kecil dan Korea), Tanah
Genting Suez, Palestina, Suriah, Mesopotamia, dua negara ditandai dengan
deretan pegunungan mereka (Persia dan Afghanistan), Pegunungan Pamir, Himalaya
Tibet, Lembah Yangtze, dan Jepang. Dalam zona ini, Mahan menegaskan bahwa tidak
ada negara yang kuat mampu menahan pengaruh luar atau bahkan mampu menjaga
stabilitas dalam batas-batas mereka sendiri. Jadi sedangkan situasi politik ke
utara dan selatan relatif stabil dan ditentukan, tengah tetap "tanah
diperdebatkan dan diperdebatkan."
Utara paralel 40, hamparan luas di Asia
didominasi oleh Kekaisaran Rusia. Rusia memiliki posisi sentral di benua itu,
dan proyeksi berbentuk baji ke Asia Tengah, berbatasan dengan pegunungan
Kaukasus dan Laut Kaspia di satu sisi dan pegunungan Afghanistan dan Cina Barat
di sisi lain. Untuk mencegah ekspansionisme Rusia dan pencapaian keunggulan di
benua Asia, Mahan percaya tekanan pada panggul Asia bisa menjadi satu-satunya
strategi yang layak ditempuh oleh kekuatan laut.
Selatan sejajar 30 berbaring wilayah
didominasi oleh laut kekuasaan-Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.
Untuk Mahan, milik India Inggris kepentingan strategis kunci, seperti India
yang paling cocok untuk melakukan tekanan menyeimbangkan melawan Rusia di Asia
Tengah. Dominasi Inggris di Mesir, Cina, Australia, dan Tanjung Harapan juga
dianggap penting.
Strategi kekuatan laut, menurut Mahan,
harus menyangkal Rusia manfaat dari perdagangan yang berasal dari perdagangan
laut. Ia mencatat bahwa baik Dardanella dan selat Baltik bisa ditutup oleh
kekuatan bermusuhan, sehingga menolak akses Rusia ke laut. Selanjutnya, posisi
ini merugikan akan memperkuat kecenderungan Rusia terhadap ekspansionisme untuk
mendapatkan port kekayaan atau hangat air target geografis Alam untuk ekspansi
Rusia di mencari akses ke laut itu akan menjadi daerah pesisir Cina, Teluk
Persia., Dan Asia Minor.
Dalam kontes ini antara kekuatan darat
dan kekuatan laut, Rusia akan menemukan sendiri bersekutu dengan Perancis
(kekuatan laut alami, tetapi dalam kasus ini harus bertindak sebagai kekuatan
tanah), tersusun melawan Jerman, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai
kekuatan laut Lebih lanjut,. Mahan disebut sebagai sebuah negara, bersatu
modern terdiri dari Turki, Suriah, dan Mesopotamia, memiliki tentara efisien
terorganisir dan angkatan laut untuk berdiri sebagai penyeimbang untuk ekspansi
Rusia.
Selanjutnya membagi peta dengan fitur
geografis, Mahan menyatakan bahwa dua garis yang paling berpengaruh divisi akan
menjadi Suez dan kanal Panama. Sebagai negara maju yang paling dan sumber daya
berbaring di atas divisi Utara-Selatan, politik dan utara perdagangan dua kanal
akan penting jauh lebih besar daripada yang selatan terjadi dari kanal. Dengan
demikian, kemajuan besar perkembangan sejarah tidak akan mengalir dari utara ke
selatan, tetapi dari timur ke barat, dalam hal ini memimpin ke arah Asia
sebagai lokus uang muka.
Peta ini menggambarkan dunia sebagai
dibagi dengan geostrategic Alfred Thayer Mahan pada tahun 1900 karyanya Masalah
Asia. Asia dibagi sepanjang 30 utara dan 40 paralel utara, diwakili di sini
oleh garis hijau. Di antara 30 dan 40 paralel adalah apa Mahan disebut sebagai
"tanah diperdebatkan dan diperdebatkan," tunduk pada persaingan
antara kekuatan darat dan kekuatan laut. Kedua sekutu kekuatan tanah,
Kekaisaran Rusia dan Perancis. Bagian-bagian Asia di atas paralel ke-40 di
bawah pengaruh efektif kekuasaan tanah Rusia. Keempat sekutu kekuatan laut,
Inggris, Kekaisaran Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Bagian-bagian Asia
bawah subjek paralel 30 untuk kontrol yang efektif oleh kekuatan laut. Kunci
saluran air diidentifikasi oleh Mahan: Terusan Suez, Terusan Panama,
Dardanella, Selat Gibraltar, dan Selat Baltik. Dipengaruhi oleh karya-karya
Alfred Thayer Mahan, serta geografi Jerman Karl Ritter dan Alexander von
Humboldt, Friedrich Ratzel akan meletakkan dasar bagi geopolitik, strain unik
Jerman geopolitik.
Ratzel menulis pembagian alami antara
kekuatan darat dan kekuatan laut, setuju dengan Mahan bahwa kekuatan laut ,
sebagai keuntungan dari perdagangan akan mendukung pengembangan kelautan
pedagang. Namun, kontribusi kuncinya adalah pengembangan Raum konsep dan teori
negara organik. Dia berteori bahwa negara bagian organik dan berkembang, dan
yang berbatasan dengan hanya sementara, merupakan jeda dalam gerakan alami
mereka Raum. Adalah tanah, secara spiritual terhubung ke suatu bangsa (dalam
hal ini, bangsa Jerman), dari mana orang-orang bisa menggambar rezeki,
menemukan bangsa inferior berdekatan yang akan mendukung mereka, dan yang akan
dibuahi oleh kultur mereka (budaya). Ide-ide itu akan mempengaruhi karya muridnya
Rudolf Kjellén, serta orang-orang Jenderal Karl Haushofer.
- Rudolf Kjellén
Rudolf Kjellén adalah seorang ilmuwan
politik Swedia dan mahasiswa Friedrich Ratzel. Dia pertama kali menciptakan
istilah "geopolitik". Tulisan-tulisannya akan memainkan peran yang
menentukan dalam mempengaruhi geopolitik Umum Karl Haushofer, dan secara tidak
langsung kebijakan luar negeri masa Nazi.
Tulisan-tulisannya terfokus pada lima
konsep pokok yang akan mendasari geopolitik Jerman, yaitu:
1.Reich adalah konsep teritorial yang
terdiri dari Raum (Lebensraum), dan bentuk militer strategis;
2.Volk adalah konsepsi rasial negara;
3.Haushalt adalah panggilan untuk
autarki berbasis di darat, dirumuskan sebagai reaksi terhadap
perubahan-perubahan pasar internasional;
4. Gesellschaft adalah aspek sosial
organisasi bangsa dan daya tarik budaya, Kjellén anthropomorphizing hubungan
antar-negara lebih dari Ratzel telah, dan,
5. Regierung adalah bentuk pemerintahan
yang birokrasi dan militer akan memberikan kontribusi untuk
- Nicholas J. Spykman
Nicholas J. Spykman adalah geostrategi
Belanda-Amerika. Ia berpendapat bahwa keseimbangan kekuasaan di Eurasia akan
langsung terkena dampak keamanan Amerika Serikat.
NJ Spykman menuangkan ide geostrategis
tentang orang-orang dari teori Heartland Sir Halford Mackinder's. Kontribusi
Spykman adalah untuk mengubah penilaian strategis Heartland vs
"pelosok" (area geografis analog dengan "Bulan Sabit batin atau
Marjinal" Mackinder's). Spykman tidak melihat Heartland sebagai wilayah
yang akan disatukan oleh kuat transportasi atau infrastruktur komunikasi dalam
waktu dekat. Dengan demikian, tidak akan berada dalam posisi untuk bersaing
dengan kekuatan laut Amerika Serikat, meskipun posisi tersebut unik defensif.
Pelosok memiliki semua sumber daya kunci dan populasi-dominasinya adalah kunci
pengendalian Eurasia. Strateginya adalah untuk kekuatan Offshore, dan mungkin
Rusia juga, untuk melawan konsolidasi kontrol atas pelosok dengan satu kekuatan
satu. Daya keseimbangan akan mengarah ke perdamaian.
- George F. Kennan
George F. Kennan, duta besar AS untuk
Uni Soviet, menuangkan geostrategi Perang Dingin dalam bukunya Long Telegram
dan Sumber Perilaku Soviet. Ia menciptakan "penahanan" sebagai
istilah, yang akan menjadi ide panduan untuk strategi AS grand selama empat
puluh tahun berikutnya, meskipun istilah tersebut di masa yang akan datang
berarti sesuatu yang signifikan berbeda dari rumusan aslinya Kennan's.
Dalam pandangannya, Amerika Serikat dan
sekutunya yang diperlukan untuk melindungi daerah industri produktif dunia dari
dominasi Soviet. Dia mencatat bahwa dari lima pusat kekuatan industri di
dunia-Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, dan Rusia-satunya kawasan
diperebutkan adalah Jerman. Kennan prihatin tentang menjaga keseimbangan
kekuasaan antara AS dan Uni Soviet, dan dalam pandangannya, hanya bidang-bidang
ini beberapa industri penting.
Kennan berbeda dari Paul Nitze, dalam
dokumen Perang Dingin, NSC-68, menyerukan "penahanan dibeda-bedakan atau
global," bersama dengan penumpukan militer besar-besaran. Ia melihat Uni
Soviet sebagai penantang ideologi dan politik sebagai ancaman militer. Tidak
ada alasan untuk melawan Soviet di seluruh Eurasia, karena daerah tersebut
tidak produktif, dan Uni Soviet sudah kelelahan dari Perang Dunia II, membatasi
kemampuannya untuk proyek listrik di luar negeri. Oleh karena itu, Kennan
menyetujui keterlibatan AS di Vietnam, dan kemudian berbicara kritis terhadap
penumpukan militer Reagan.
- Zbigniew Brzezinski
Zbigniew Brzezinski meletakkan
kontribusi yang paling signifikan pasca Perang Dingin pada tahun 1997 tentang
geostrategi dalam bukunya The Grand Cheese. Ia mendefinisikan empat wilayah
Eurasia, dan di mana cara-cara Amerika Serikat harus merancang kebijakannya
terhadap setiap daerah dalam rangka mempertahankan keunggulan global. Keempat
daerah (bergema Mackinder dan Spykman) adalah:
* Eropa, jembatan Demokrat
* Rusia, Black Hole
* Timur Tengah, Balkan Eurasia
* Asia, Timur Jauh Anchor
- Charles Clover, "Mimpi dari Tanah
Eurasia"
Geostrategi menemukan berbagai macam
kritik. Ini telah disebut bentuk mentah determinisme geografis. Hal ini dilihat
sebagai pelengkap yang digunakan untuk membenarkan agresi internasional dan
ekspansionisme-hal ini terkait dengan rencana perang Nazi, dan ciptaan AS
dirasakan divisi Perang Dingin melalui strategi penahanan tersebut. Marxis dan
teori kritis percaya geostrategi hanyalah sebuah pembenaran bagi imperialisme
Amerika. Demikian pula, mereka yang melihat munculnya isu-isu ekonomi dalam
prioritas di atas masalah-masalah keamanan berpendapat bahwa geoeconomics lebih
relevan dengan era modern dari geostrategi.
- Kebanyakan hubungan internasional
teori yang kritis terhadap realisme dalam hubungan internasional adalah juga
penting dari geostrategy karena asumsi itu membuat tentang hirarki sistem
internasional yang didasarkan pada kekuasaan.
- Selanjutnya, relevansi geografi untuk
politik internasional dipertanyakan karena kemajuan teknologi mengubah
pentingnya fitur geografis, dan dalam beberapa kasus membuat fitur tersebut
tidak relevan. Jadi beberapa faktor geografis tidak memiliki kepentingan
permanen terhadap geostrategi.
2. Pengertian Geostrategi
Istilah Geostrategi pertama kali
digunakan oleh Frederick L. Schuman tahun 1942 artikelnya "Biarkan Kami Pelajari
Geopolitik kami". Itu adalah terjemahan dari istilah Jerman
"Wehrgeopolitik" seperti yang digunakan oleh geostrategi Jerman Karl
Haushofer. Terjemahan sebelumnya telah dicoba, seperti
"pertahanan-geopolitik". Robert Strausz-Hupé telah diciptakan dan
dipopulerkan "geopolitik perang" sebagai terjemahan alternatif lain.
Istilah "strategi" ditempa dari kata-kata Yunani, yaitu stratêgos dan
stratos (tentara) serta agein (menjalankan). Walaupun strategi sendiri lahir
dari kancah peperangan, tatapi pada masa sekarang strategi bukan hanya kiat
atau cara berperang malainkan setiap kegiatan yang berkisar pada suatu tujuan
dan cara/jalan pencapaiannya atau, lebih sederhana lagi, setiap usaha yang
membidik sebuah sasaran. Berikut ini beberapa konsep pemahaman geostrategi
menurut beberapa ahli :
• Definisi Modern
Geostrategi adalah tentang pelaksanaan
kekuasaan atas ruang sangat kritis di permukaan bumi, tentang kerajinan
kehadiran politik atas sistem internasional ini bertujuan untuk meningkatkan
keamanan seseorang dan kemakmuran, tentang membuat sistem internasional lebih
makmur, tentang membentuk bukannya berbentuk. Geostrategi adalah pengamanan
akses ke rute perdagangan tertentu, kemacetan strategis, sungai, pulau dan
laut. Hal ini membutuhkan kehadiran militer yang luas, biasanya berbatasan
dengan pembukaan stasiun militer di luar negeri dan pembangunan kapal perang
yang mampu dalam proyeksi daya kelautan. Hal ini juga menuntut jaringan aliansi
dengan kekuatan besar lain yang berbagi satu tujuan atau dengan negara-negara
kecil yang terletak di daerah yang dianggap penting.
• James Rogers dan Simón Luis,
"Pikirkan Lagi: Geostrategy Eropa"
Geopolitik, strategis, dan geostrategis
yang digunakan untuk menyampaikan arti sebagai berikut: geopolitik mencerminkan
kombinasi faktor geografis dan politik yang menentukan kondisi suatu negara
atau wilayah, dan menekankan dampak geografi pada politik, strategis mengacu ke
aplikasi yang komprehensif dan rencana tindakan untuk mencapai tujuan pusat
atau ke aset vital signifikansi militer, dan geostrategis menyatu dengan
pertimbangan strategis yang geopolitik ".
• Zbigniew Brzezinski
Geostrategi adalah arah geografis dari
kebijakan luar negeri suatu negara. Lebih tepatnya, geostrategi menggambarkan
di mana negara memusatkan usahanya dengan memproyeksikan kekuatan militer dan
mengarahkan kegiatan diplomatik. Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa negara
memiliki sumber daya yang terbatas dan tidak mampu, bahkan jika mereka
bersedia, untuk melakukan asimuths tous kebijakan luar negeri. Sebaliknya
mereka harus fokus politik dan militer pada daerah tertentu di dunia.
Geostrategi menggambarkan dorong kebijakan luar negeri negara dan tidak
berhubungan dengan motivasi atau proses pengambilan keputusan. The geostrategi
suatu negara, tidak selalu dimotivasi oleh faktor geografis atau geopolitik.
Negara mungkin proyek pembangkit listrik ke lokasi karena alasan ideologis,
kelompok kepentingan, atau hanya kehendak pemimpinnya.
• Jakub J. Grygiel, Great Powers dan
Geopolitik Perubahan (penekanan dalam dokumen asli)
Istilah “geostrategi” lebih sering
digunakan, secara tertulis saat ini, dalam konteks global, menunjukkan pertimbangan
distribusi tanah-laut global, jarak, dan aksesibilitas antara faktor-faktor
geografis lainnya dalam perencanaan strategis dan aksi. Berikut definisi
geostrategi yang digunakan dalam kerangka regional lebih terbatas dimana jumlah
dari faktor geografis berinteraksi untuk mempengaruhi atau memberikan
keuntungan pada satu musuh, atau campur tangan untuk memodifikasi perencanaan
strategis serta usaha politik dan militer.
Setelah kita melihat beberapa definisi
para ahli tersebut, kita dapat mengambil arti penting bahwa geostrategi adalah
suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis Negara dalam menentukan
kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional. Secara etimologis, geostrategi berasal dari kata geo yang berarti
bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan
atau sumber daya baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam untuk
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Geostrategis membuat metode atau
aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan
yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan
keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih
baik, lebih aman, dan bermartabat. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana
merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
aman, dan sejahtera. Geostrategi merumuskan strategi nasional dengan
memperhitungkan kondisi dan kostelasi geografi sebagai faktor utamanya. Di samping
itu juga memperhatikan kondisi sosial, budaya, penduduk, sumber daya alam,
lingkungan regional maupun internasional. Geostategi merupakan kondisi
kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini
dibina secara terus menerus dan sinergis mulai dari pribadi, keluarga,
lingkungan, daerah dan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudnyatakan
kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa konsepsi
yang dirancang dan dirumuskan dengan memelihara kondisi bangsa dan konstelasi
geografi Indonesia. Geostrategi mengadakan suatu strategi dalam memanfaatkan
kondisi lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik
untuk kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan
dan keamanan bangsa Indonesia.
Kehidupan nasional tersebut diatas
meliputi beberapa aspek, yang dapat dikelompok-kelompokkan sebagai berikut:
(a) Aspek ilmiah, yang meliputi:
1) Letak geografis;
2) Keadaan dan kekayaan alam;
3) Keadaan dan kemampuan penduduk.
(b) Aspek sosial (kemasyarakatan), yang
meliputi:
1) Ideologi, dapat diartikan sebagai
kondisi dinamis kehidupa ideologi bangsa Indonesia. Strategi ini diartikan
mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari
luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
2) Politik, di mana strategi pada aspek
politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia
yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari
luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar
Pancasila dan UUD 1945.
3) Ekonomi, strategi ekonomi diartikan
sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
4) Sosial Budaya, strategi sosial budaya
diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari
dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan
sosial budaya.
5) Militer (pertahanan dan keamanan),
strategi pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan
kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Konsep Geostrategi Indonesia
Konsep geostrategi Indonesia pada
hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di
luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi
yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi
kekuatan nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan
kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan
yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis
Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik
Indonesia.
Konsep geostrategi Indonesia pertama
kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun
sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena
seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir
Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan
kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and
building “ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni
sebagai pembangunan jiwa bangsa.
Pada awalnya pengembangan awal
geostrategi Indonesia digagas Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD)
Bandung tahun 1962. Isi konsep geostrategi Indonesia yang terumus adalah
pentingnya pengkajian terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan
Indonesia yang ditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi
Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan
membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancaman
komunis di Indocina.
Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan
nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan
rumusan sebagai berikut: Bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan, baik bersifat internal maupun ekstemal. Gagasan ini agak lebih
progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekadar
membangun kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya.
Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan
Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi Indonesia yang lebih
sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia
dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan
pendekatan keamanan dan kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan
serta integritas nasional sehingga tujuan nasional dapat tercapai.
Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi
Indonesia ditegaskan wujudnya dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai
kondisi, metode, dan doktrin dalam pembangunan nasional. Pengembangan konsep
geostrategi Indonesia bahkan juga dikembangkan oleh negara-negara yang lain di
dunia.
Jadi, konsep dari geostrategi ialah
suatu strategi memanfaatkan kondisi geografi negara dalam menentukan kebijakan,
tujuan, sarana untuk mencapai tujuan nasional (pemanfaatan kondisi lingkungan
dalam mewujudkan tujuan politik). Geostrategi Indonesia diartikan pula sebagai
metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam
pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan dan mempertahankan
integrasi bangsa dalam masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan
dan UUD 1945.
4. Tujuan Geostrategi Indonesia
Berbagai konsep dasar serta pengembangan
geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi
kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial
budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan
eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah
Indonesia dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law
and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan
kemakmuran (welfare and prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan
keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum &
keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasikan diri (freedom of the people)
Geostrategi Indonesia berawal dari
kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak anasir-anasir
pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan
kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas
bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala
bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka
serentak pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan
di forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan
masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sekalian sadar,
seharusnya menjadi pelajaran berharga.
Apabila dikehendaki agar hal itu tidak
akan terulang lagi, maka jangan sekali-kali memberi peluang pada anasir-anasir
pemecah belah untuk berkesempatan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan
nasional. Sentimen SARA yang membabi buta harus ditiadakan, yang mayoritas
harus berlapang dada sedangkan minoritas haruslah bersikap proporsional tanpa
harus mengurut dada. Sekali lagi terbukti bahwa pemimpin yang kuat dan disegani
serta mengenal betul watak dari bangsa Indonesia amatlah diperlukan. Dilain
pihak masyarakat perlu menjadi arif serta pandai menahan diri dalam menghadapi
provokasi maupun rongrongan/iming-iming melalu money politics. Atas dasar
adanya ancaman yang laten, terutama dalam bentuk SARA, maka geostrategi
Indonesia sebagai doktrin pembangunan mengandung metode pembentukan keuletan
dan pembentukan ketangguhan bangsa dan negara. Kedua kualita yang harus
dibangun dan dimanfaatkan secara konsisten itu tidaklah hanya ditujukan kepada
individu warga bangsa akan tetapi juga kepada sistem, lembaga dan lingkungan.
Masyarakat bangsa berikut segala
prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina
dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dapat
diantisipasikan bahwa hanya anasir-anasir tersebut bersifat laten atau hadir
sepanjang masa, maka aspek atau kualita keuletan haruslah dikedepankan.
Pembinaannyapun perlu berlanjut agar setiap generasi yang muncul faham akan
pentingnya kedua kualita tersebut. Kita dapat saksikan bersama bahwa tiap
generasi baru merupakan lahan yang subur bagi upaya-upaya yang tidak sejalan
dengan visi kebangsaan, dan ini tidak hanya terjadi di Indoensia saja. Kemajuan
yang bersifat kebendaan, apalagi yang datang dari luar, saat ini lebih memiliki
daya tarik terhadap generasi muda dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya
falsafah dan konsepsional.
Di lain pihak masyarakat harus dibina
ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta efektif mampu menghadapi
bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya secara
bergotong-royong dalam lingkungannya masing-masing mampu mengcontain
ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan bisa, antara lain, berupa
keberanian dari massa masyarakat menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat
berpotensi sebagai anasir pemecah belah bangsa. Ini sudah barang tentu
memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif sebagai kekuatan
penangkalan.
5. Stereoskopis Strategi Indonesia
Dalam menghadapi ganggguan dari luar
perlu disusun satu geostrategi dengan memperhatikan adanya kenyataan bahwa
dunia telah saling terkait satu sama lain dengan derajat transparansi yang
semakin tinggi. Geostrategi itu juga dilandasi dengan kesadaran bahwa Ketahanan
Nasional saja tidaklah cukup untuk menjamin rasa aman rakyat maupun
kelangsungan pembangunan nasional, apabila tidak didukung oleh Ketahanan
Regional. Atas dasar itu maka geostrategi Indonesia secara stereoskopis
berbentuk sebagai satu Kerucut Ketahanan.
Kerucut Ketahanan pada dasarnya
merupakan satu arsitektur kerjasama, yang pada bidang dasarnya adalah
visualisasi kerjasama spatial sedangkan pada bidang vertikalnya adalah
visualisasi dari kerjasama struktural yang terproyeksikan secara kawasan.
Kerucut Ketahanan harus dibina secara bersama-sama agar manfaatnya dapat
terwujud yaitu berupa “penyangga” atau “selubung” bagi geostrategi kita.
Arsitektur demikian ini adalah representasi dari kesadaran ruang yang harus
terus dihidupkan agar dapat menjadi acuan visi politik luar negeri (termasuk
politik perekonomian) dan politik pertahanan.
Ketahanan Nasional tiap negara di dalam
kerucut perlu diupayakan se-optimal mungkin, agar dapat memberikan kontribusi
positif pada kawasannya. Asumsinya adalah bahwa hanya dengan Ketahanan Nasional
yang baik sajalah satu negara akan dapat memberikan peran yang bermakna pada
kawasan. Sebaliknya, apabila in-stabilitas politik dan ekonomi terus
mengguncang satu negara mana mungkin negara bersangkutan menyisakan waktu untuk
menopang kepentingan kawasan.
Ketahanan tingkat regional, di mana para
unsur pelakunya merupakan negara-negara berdaulat hanya bisa terwujud apabila
terdapat saling percaya, saling menghormati yang diwujudkan dalam bentuk
kerjasama seerat-eratnya atas dasar manfaat bersama. Kebersamaan yang
multidimensional ini meliputi bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan keamanan.
Mengingat luasnya ruang yang ada maka arsitektur kerjasama diwujudkan secara
tiga dimensional sebagai berikut :
a). Secara spasial, ruang kepentingan
dibagi menjadi Kawasan Strategis Utama, Kawasan Strategis pertama, Kawasan
Strategis kedua dan ketiga. Masing-masing kawasan strategis memiliki dampak
yang berbeda terhadap Ketahanan Nasional kita. Contohnya seperti Asean / Asia
Tenggara (Kawasan A) yang kita anggap memiliki dampak paling langsung
seandainya terjadi apa-apa di dalam kawasan tersebut oleh karenanya kepentingan
kita amat vital untuk menciptakan kebersamaan dalam kawasan ini. Demikianlah
seterusnya dengan kawasan-kawasan berikutnya yaitu B dan C yang memiliki
tingkat kesegeraan dari dampak yang timbul di masing-masing kawasan terhadap
Indonesia.
b). Secara fungsional/ vertikal, ruang
kepentingan dibagi menjadi ruang kerjasama yang saling mendukung dengan ruang
kerjasama subregional (misalnya ASEAN) dan pada gilirannya juga harus saling
mendukung dengan ruang kerjasama regional (misalnya APEC, ARF dan sebagainya).
Kita mengetahui bahwa tiap anggota ASEAN menjalin kerjasama bilateral dengan
banyak negara ataupun secara multilateral. Akan tetapi mengingat tiap anggota
ASEAN mematuhi traktat ASEAN dan TAC, maka diharap atau bahkan dapat
diasumsikan bahwa berbagai kerjasama yang dilakukan tidak merugikan ASEAN, dan
bahkan memperkokoh posisi ASEAN. Demikian juga pada gilirannya tiap anggota
ASEAN juga menjadi anggota ARF maupun APEC, maka diharapkan kedua forum dalam
cakupan ruang yang berbeda luasnya itu dapat saling menunjang dan menambah
kredibilitas ASEAN.
Apabila pembentukan kerucut ketahanan
merupakan geostrategi Indonesia didalam menangkal anasir-anasir luar, maka
didalamnya harus dilandasi oleh saling percaya dan saling menghargai tadi.
Untuk itu, Ketahanan Regional pada arsitektur kerucut pada dasarnya memiliki
unsur-unsur sebagai berikut :
a). Komitmen terhadap asosiasi negara
sekawasan haruslah utuh dan konsisten (misalnya sesuai TAC) agar dengan
demikian kepentingan bersama (misalnya saja ASEAN) tidak disubordinasikan pada
kepentingan lainnya (misalnya saja kepentingan FPDA). Komitmen terhadap ASEAN
akan menguat apabila organisasi ini dapat memberikan manfaat bagi anggotanya,
setidak-tidaknya mampu memberikan exposure internasional yang bergengsi.
Sebaliknya apabila kemanfaatan rendah (seperti SAARC) maka jangan diharapkan
terwujud komitmen yang solid. Disini nampak bahwa manakala komitmen bagus dari
seluruh anggota asosiasi, maka kawasan yang bersangkutan tidak akan kondusif
bagi persemaian anasir-anasir negatif bagi tiap negara anggota. b). Kualitas
interaksi antar anggota asosiasi yang komponen-komponennya adalah tingkat
kerjasama (dalam arti kualitasnya) dan kemauan untuk mengakomodasikan
kepentingan negara anggota lainnya di dalam kebijaksanaan nasional. Terutama
yang terakhir ini, ia hanya dapat terwujud apabila sudah terjalin rasa saling
percaya. Sebagai contoh, kepentingan Singapura untuk menjamin keselamatan
penerbangan dari dan ke Singapura telah diakomodasikan oleh Indonesia dalam
bentuk pemberian delagasi atas sebagian FIR Indonesia. Selain saling percaya,
kualitas interaksi juga menunjukkan adanya komitmen yang kuat.
c). Kemampuan adaptasi dari asosiasi
terhadap fluktuasi maupun arus perkembangan lingkungan. Sesungguhnya hal ini
merupakan indikator terhadap kualitas kebersamaan yang telah terjalin.
6. Hubungan Geopolitik Dan Geostrategi
Sebagai satu kesatuan negara kepulauan,
secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin
nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif.
Sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional
yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan
maritim, maka diperlukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan
doktrin pertahanan defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang
harus dipertahankan adalah laut.
Implementasi dari strategi maritim
adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah dari berbagai ancaman. Selain itu hubungan
geopolitik dan geostrategi terdapat dalam astra gatra. Komponen strategi astra
gatra, yaitu:
o TRI GATRA (tangible) bersifat
kehidupan alamiah :
• Letak geografi Negara
Aspek geografi adalah aspek yang
berkaitan dengan letak kondisi bumi di mana negara berada. Pengaruh letak
geografi terhadap politik melahirkan geopolitik (wawasan nusantara) dan
geostrategi.
Beberapa wawasan nasional yang tumbuh
karena pengaruh geografi adalah seperti :
1) Wawasan benua adalah cara pandang
negara yang dilandasi lingkungan negara yang serba daratan (benua) atau yang
dikenal dengan Land Locked Contry.
2) Wawasan bahari adalah cara pandang
negara yang dipengaruhi oleh kondisi negara yang bersifat archipelago, tetapi
negaranya sendiri bersifat daratan.
3) Wawasan dirgantara adalah cara
pandang negara yang dipengaruhi oleh kondisi wilayah dirgantara yang strategis
bagi penempatan GSO (Geo Stationary Orbit).
4) Wawasan kombinasi adalah cara pandang
negara yang dipengaruhi oleh kondisi geografis negara yang memiliki wilayah
daratan, lautan, dan udara yang strategis (relative berimbang)
Dalam kaitan dengan wawasan nasional di
atas, negara Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara kesatuan yang menganut
wawasan kombinasi atau wawasan nusantara.
• Keadaan dan kekayaan alam
Kekayaan alam yang terkandung dalam
sumber daya alam (SDA) Indonesia dapat dibagi tiga golongan, yaitu :
1) Hewani (fauna) adalah sumber daya
alam yang menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari binatang (hewan)
2) Nabati (flora) adalah sumber daya
alam yang dapat menjadi sumber bahan makanan yang berasal dari unsur
tumbuh-tumbuhan.
3) Mineral (tambang) adalah sumber daya
alam yang memiliki nilai tambah bagi devisa negara yang berasal dari eksplorsi
dalam bumi.
Pola dasar pengelolaan sumber daya alam
di atas, dilakukan berdasarkan pada asas.
1) Maksimal, yaitu prinsip pengelolaan
sumber daya manusia secara menyeluruh dan sungguh-sungguh oleh seluruh elemen
bangsa dan negara.
2) Lestari, yaitu prinsip pengelolaan
SDA yang mengutamakan kelangsungan lingkungan hidup secara berkelanjutan
(substainable)
3) Daya saing, yaitu prinsip pengelolaan
SDA yang berorientasi pada kualitas dan kuantitas yang bisa memiliki daya saing
dengan produk SDA negara asing (luar negeri)
Untuk mengatasi kesejangangan (gap)
antara potensi SDA dengan penduduk, maka diupayakan:
1) Menyusun pola pengelolaan SDA
2) Mengembangkan IPTEK
3) Membina kesadaran nasional
4) Mengadakan program pembangunan yang
serasi
5) Mengadakan pembentukan modal yang
cukup
6) Menciptakan daya beli konsumen yang
cukup
• Keadaan dan kemampuan penduduk
Penduduk adalah orang yang mendiami
suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan
yang dianut oleh orang tersebut.
Masalah yang dihadapi dalam kependudukan
adalah meliputi :
1) Jumlah Penduduk. Hal yang menjadi
masalah dalam jumlah penduduk adalah makin meningkatnya jumlah penduduk yang
tidak memiliki kualitas, baik dirinya, masyarakat, dan negara.
2) Komposisi penduduk adalah susunan
penduduk menurut usia, jenis kelamin, agama, suku bangsa, dan pendidikan.
3) Distribusi penduduk. Hal yang menjadi
masalah dalam distribusi penduduk adalah penyebaran penduduk yang tidak merata
ke seluruh wilayah negara (tanah air)
o PANCA GATRA (itanggible) bersifat
kehidupan sosial :
• Ideologi
Adalah geostrategi yang berintikan
pemahaman dan pengalaman nilai ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan
sikap dan perilaku untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan baik yang datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa dan
negara Indonesia.
• Politik
Adalah geostrategi yang berintikan
kehidupan politik yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis, serta
tercipta stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik yang
datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang dapat membahayakan
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Penetapan alokasi nilai di
sektor pemerintahan dan kehidupan pololitik masyarakat. Sistem politik harus
mampu memenuhi lima fungsi utama :
a). Usaha mempertahankan pola, struktur,
proses politik
b). Pengaturan & penyelesaian
pertentangan / konflik
c). Penyesuaian dengan perubahan dalam
masyarakat
d). Pencapaian tujuan
e). Usaha integrasi
• Ekonomi (Sumber daya alam, tenaga
kerja, modal, teknologi)
Geostrategi yang berintikan tersedianya
pangan, sandang, lapangan kerja, perumahan, menurunnya angka kemiskinan
sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri maupun
dari dalam yang membahayakan kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara
Indonesia.
• Sosbud (Tradisi, pendidikan,
kepemimpinan, kepribadian nasional)
Geosrategi yang berintikan tersedianya
pendidikan murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun, beretika,
dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya ketahanan sosial dna budaya
diatas, diharapkan dapat menjadi saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik
yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara Indonesia.
• Hankam
Geostrategi yang berintikan adanya rasa
aman, damai, tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada
kemampuan sendiri meliputi faktor-faktor:
a). Doktrin
b). Wawasan Nasional
c). Sistem pertahanan keamanan
d). Geografi
e). Manusia
f). Integrasi angkatan bersenjata dan
rakyat
g). Material
h). Ilmu pengetahuan dan teknologi
i). Kepemimpinan
j). Pengaruh luar negeri
Hubungan komponen antar gatra dalam tri
gatra dan panca gatra serta antara gatra itu sendiri terdapat hubungan timbal
balik yang erat dan lazim disebut hubungan dan ketergantungan satu sama lain.
Hubungan komponen strategi dalam tri gatra dan panca gatra tersusun secara utuh
menyeluruh (komprehensif integral) di dalam lingkungan asta gatra.
• Beberapa fakta tentang kondisi asta
gatra yang dialami Indonesia :
– Ideologi liberalisme, komunisme:
munculnya gerakan komunis
– Politik, demokrasi parlementer,
diktator : munculya demokrasi terpimpin
– Ekonomi liberal, kapitalis : sistem
ekonomi kapitalis
– Sosial, individualistis, faham
sosialis : munculnya sifat individualistik
– Budaya, budaya barat/westernisasi:
munculya budaya meniru negara maju
– Hankam : kasus lepasnya timor timur,
Ligitan sipadan, terorisme, fanatisme agama
Geostrategi Indonesia sebagai
pelaksanaan geopolitik Indonesia memiliki dua sifat pokok sebagai benkut.
a. Bersifat daya tangkal. Dalam
kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan
menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap
identitas, integritas, serta eksistensi bangsa dan negara Indonesia.
b. Bersifat developmental/pengembangan,
yaitu pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, dan hankarn sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
7. Peranan IPTEK dalam Geostrategi
Indonesia
Dalam Panca Gatra kehidupan Nasional
yang meliputi bidang Pertahanan dan Keamanan terdapat faktor-faktor yang dapat
mendorong untuk kemajuan bangsa serta berperan dalam Geostrategi Indonesia,
salah satunya yakni faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa tidak dapat terpisahkan dari kemajuan di
bidang Ilmu Pengetahuan yang merupakan unsur utama dalam pengembangan bidang
Teknologi dalam suatu Negara. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi juga
mendorong kemajuan di bidang lain seperti bidang Komunikasi, Sistem Pertahanan,
Pengembangan SDA, dan lain-lain. Salah satu peranan Ilmu pengetahuan dan
Teknologi ialah dalam Sistem Pertahanan Nasional yakni dengan cara pengembangan
teknologi untuk bidang komunikasi dalam rangka menjaga keutuhan bangsa.
Negara Indonesia merupakan Negara
berbentuk kepulauan yang terdiri dari 17.508 pulau dengan luas daratan
Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Indonesia
merupakan Negara yang terluas ke-15 di dunia. Mengingat luas negara yang cukup
besar dan dari fakta yang ada yang menjelaskan bahwa Negara Indonesia merupakan
negara dengan kepulauan terbesar di dunia, maka faktor Komunikasi sangat penting
dalam hal nmenjaga keamanan dan ketahanan nasional. Hal ini dapat di lakukan
dengan pengembangan IPTEK untuk bidang Komunikasi untuk pertahanan pada
wilayah-wilayah yang sulit di jangkau sehingga dapat memudahkan untuk
mengontrol dan mengakses seluruh wilayah Indonesia.
Pengembagan IPTEK dalam pembuatan
persenjataan juga dibutuhkan untuk membuat peralatan perang yang lebih canggih
dan mutakhir sehingga tidak kalah dalam hal keakuratan serta jarak jelajah dari
sebuah senjata. Penggunaan iptek dalam dunia kemiliteran juga di gunakan untuk
radar pada kapal-kapal penjelajah penjaga perbatasan serta Radar pada pos-pos
perbatasan dengan negara tetangga.
Dalam usaha pemupukan nasionalisme untuk
memperkuat Ketahanan Nasional, maka pengaruh iptek sangatlah penting, yakni
dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam bidang pendidikan
di perlukan untuk memberikan gambaran tentang apa-apa saja yang ada dan yang
perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu pengetahuan dan Teknologi
untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme serta implementasi dalam
kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam pendidikan kewarganegaraan.
Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan memajukan bangsa ini
merupakan aspek utama membangun jiwa Nasionalisme. Iptek sebagai salah satu
sumber pengembangan ilmu pengetahuan juga mampu memberikan sumbangsih untuk
menanamkan jiwa nasionalisme dalam diri setiap warga Negara dengan cara
memberikan gambaran tentang jiwa hidup dan cita-cita bangsa yang di wujudkan
dalam hal persatuan dan kesatuan serta dalam usaha mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Sifat-sifat Geostrategi Indonesia
a. Bersifat Daya Tangkal
Dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan, geostrategi Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancama, gangguan, hambatan maupun tantangan terhadap identitas bangsa,
intergritas, maupun eksistensi bangsa dan Negara Indonesia.
b. Bersifat developmental / pengembangan
Artinya, pengembangan potensi kekuatan
bangsa dalam ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam, sehingga
tercapai kesejahteraan rakyat.
c. Bersifat Mawas ke Dalam
Ditujukan ke dalam diri bangsa dan
negara sendiri karena bertujuan untuk mewujudkan hakikiat dan sifat
nasionalnya. Mawas kedalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan
kedalam dirinya daripada keluar, oleh karena Ketahanan Nasional terutama
diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan
hakekat dan sifat nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu
harus menutup atau mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti
bahwa bangsa itu harus menjadi bangsa yang ”chauvinist” yaitu bangsa yang hanya
mementingkan diri sendiri.
Jadi mawas kedalam merupakan kemampuan
dan kesanggupan untuk terus menerus meneliti kekuatan dan kemampuannya yang
kongkrit selanjutnya bersedia/berusaha untuk menghilangkan atau
setidak-tidaknya mengurangi kelemahan-kelemahan atau kerawanan yang ada serta
memanfaatkan dan meningkatkan kekuatannya demi Ketahanan Nasional. Sifat mawas
kedalam ini harus dimiliki oleh seluruh bangsa itu terutama oleh pimpinan baik
pimpinan formal maupun informal.
Di atas disebutkan bahwa mawas ke dalam
tidak berarti menutup diri terhadap dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan
teknologi yang pesat maka telah dapat dirasakan makin meningkatnya
interdependensi antar bangsa di dunia sehingga dalam sifat mawas kedalam telah
pula diperhatikan kepentingan-kepentingan negara lain. Dengan demikian
diharapkan bahwa kerukunan antara bangsa sejauh mungkin akan terjamin.
d. Bersifat Kewibawaan
Kewibawaan bertujuan untuk mewujudkan
kewibawaan nasional, dan harus diperhitungakan oleh negara lain. Seperti
diuraikan di atas, bahwa geostrategi akan terwujud apabila suatu bangsa dapat
mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang mencakup aspek alamiah
maupun nasional maupun sosial, menjadi satu kesatuan yang bulat. Geostrategi
suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang
langsung maupun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara tersebut.
Semakin tinggi geostrategi suatu bangsa
semakin besar kemampuannya untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut diatas, sehingga harus diperhitungkan
oleh pihak-pihak lain. Tingkat Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh
pihak lain dan mempunyai daya pencegah akan mewujudkan kewibawaan nasional.
e. Berubah menurut waktu
Yaitu bersifat dinamis dan dapat berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi bangsa. Konsepsi geostrategi adalah bersifat
obyektif umum, maka secara teoritis konsepsi tersebut harus dapat diterapkan
dinegara manapun saja. Satu hal tidak boleh kita lupakan adalah bahwa faktor
situasi dan kondisi negara yang bersangkutan adalah sangat menentukan
(dominan). Situasi dunia internasional akan selalu berubah dan berkembang terus
sesuai dengan kepentingan masing-masing negara berdasarkan aspirasi nasionalnya
masing-masing negara tersebut di dalam mencapai tujuannya. Bagi bangsa-bangsa
yang dalam pengembangan konsepsi geostrategi nasional mempunyai salah satu
sifat/ciri yang cukup kenyal dan dinamis di dalam menghadapi
perubahan-perubahan situasi dan kondisi baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, maka bangsa-bangsa tersebut akan dapat mempertahankan eksistensinya.
Perubahan-perubahan perlu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang sedang atau akan dihadapi, sehingga hal ini
akan memperkuat daya tahan dan keuletan guna meningkatkan kondisi geostartegi
disegala bidang. Perlu ditekankan bahwa penyesuaian prubahan untuk menentukan
strategi yang paling tepat guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
melalui geostrategi ini ini harus selalu dilandasi oleh falsafah bangsa yang
bersangkutan, dan wawasan yang dianut oleh bangsa yang bersangkutan, yang harus
dilaksanakan secara realistis dan pragmatis sesuai kemampuan dan
pembatasan-pembatasan yang ada.
f. Bersifat Tidak Tergantung pada Pihak
Lain
Kemandirian dibangun dan dikembangkan
atas dasar kemampuan sendiri dengan memanfaatkan segenap aspek kehidupan
nasional. Pengembangan kemampuan nasional dalam meningkatkan daya saing bangsa
diupayakan untuk tidak tergantung pada pihak lain. Walaupun kebanyakan negara
berkembang merupakan bekas negara jajahan dan masih dipengaruhi mental kolonial
dan rasa tergantung kepada bekas penjajahnya.
g. Sifat tidak membenarkan sikap adu
kekuasaan dan kekuatan
Konsepsi geostrategi nasional tidak
bertujuan untuk menanamkan rasa permusuhan terhadap suatu negara ataupun
sekelompok negara tertentu, serta tidak menyetujui konfrontasi dan dominasi
dalam bentuk apapun. Pada dasarnya, dengan konsepsi geostrategi hendak dibina
daya, kekuatan dan kemampuan suatu bangsa dan negara demi terjaminnya
kemerdekaan, kesejahteraan dan kebahagiaan serta keamanan bangsa dan negara itu
sendiri. Daya, kekuatan dan kemampuan bangsa dan negara ini dengan sendirinya
juga dapat diaplikasikan dalam pergaulan internasional untuk menghadapi
tantangan, ancaman, gangguan dan hambatan baik langsung maupu tidak langsung
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup, kesejahteraa dan keamanan bangsa
dan negara. Pembentukan dan pengembangan kekuatan nasional itu sendiri, baik
fisik maupun dalam bentuk lainnya, pada dasarnya bukanlah suatu hal yang
negatif. Yang negatif adalah motivasi dari penggunaan kekuatan itu oleh
orang-orang atau negara terhadap negara atau bangsa lain dalam memaksakan
kehendaknya.
Oleh karena itu konsepsi geostrategi
mengutamakan konsultasi dan saling menghargai di dalam pergaulan hidup
antagonisma dan adu kekuasaan. Hal ini mengabaikan pembangunan, pembinaan, dan
pengembangan kekuatan.
9. Azas-Azas Geostrategi Indonesia
Asas Ketahanan Geostrategi Indonesia
adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang
mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan
keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional dan merupakan nilai
intrinsik yang ada padanya.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan
dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi
tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan tidak
boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter
tingkat strategi nasional sebuah bangsa dan negara.
2. Asas Komprehensif Intergral atau
Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup
segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk
perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian, geostrategi nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa
secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
3. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan
perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping
itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan
sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat
positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam dan ke luar.
· Mawas kedalam: mawas ke dalam
bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri
berdasarkan nilainilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan
kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal itu tidak
berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau nasionalisme
sempit (chauvinisme).
· Mawas ke luar: mawas ke luar bertujuan
untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi
dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling
interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk menjamin
kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan
nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya
tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan.
4. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan,
kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan
kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
antagonistik yang saling menghancurkan.
10.Ancaman yang Dihadapi Trigatra dan
Pancagatra Indonesia
Beberapa ancaman yang dihadapi oleh
Trigatra dan Pancagatra Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Di dalam era globalisasi sekarang ini
dan di masa yang akan datang, tidak tertutup kemungkinan campur tangan asing
dengan alasan mengakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan
lingkungan hidup di balik kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini
kemungkinan besar dapat terjadi apabila unsusr-unsur utama kekuatan Hankam dan
komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri.
Untuk itu anacaman yang paling realsistik adalah adanya hubungan antara
kekuatan dalam negeri dan kekuatan luar negeri.
2. Sistem free fight liberalisme yang
hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang bermodal tinggi dan tidak memungkinkan
berkembangnya ekonomi kerakyatan.
3. Sistem etatisme, dalam artian negara
beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan.
4. Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu
kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.
5. Kedaulatan NKRI yang dua pertiga
wilayahnya yang terdiri atas laut menempatkan laut dan udara di atasnya sebagai
mandala perang yang pertama kali akan terancam karena keduanya merupakan
initial point, untuk memasuki kedaulatan RI di darat. Ancaman dari luar
senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya karena Indonesia
merupakan negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan postur kekuatan Hankam
masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama kekuatan pertahanan, yaitu TNI AD, TNI AL dan
TNI AU serta unsur utama keamanan, yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek membawa
implikasi meningkatnya kemampuan tempur, termasuk daya hancur dan jarak
jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang perlu diwaspadai adalah
serangan langsung lewat udara dari laut oleh kekuatan asing yang memiliki
kepentingan terhadap Indonesia.
6. Keberadaan Indonesia dipersilangan
jalur pelayaran strategis, memang selain membawa keberuntungan juga mengandung
ancaman. Sebab pasti dilirik banyak negara. Karena itu sangat beralasan bila
beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di
Indonesia. Australia misalnya, sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan
kekuatan angkatan laut, yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian
efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara.Penetapan sepihak selat
Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara
bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang,
Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan
teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini
harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan
internasional.
11. Upaya-Upaya Masyarakat dalam
Mewujudkan Geostrategi Nasional
A. Geostrategi dalam bidang Politik
Konsep dan perpolitikan di Indonesia,
pada dasarnya adalah hasil dari difusi dan asimilasi dari bentuk-brntuk bebeapa
konsep polotik negara lain. Terutama konsep politik dari negara-negara penjajah
yang sempat singgah di bumi Indonesia ini. Sekalipun dalam peraturan termaktub
bahwa politik Indonesia adalah sistem politik yang berdasarkan kepada Pancasila
terutama yang terdapat pada sila ke-4 yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Namun pada
kenyataannya lain. Hal ini jelas terlihat dengan dipraktikannya sistem politik
demokrasi, yang kalau kita tahu demokrasi itu muncul dari pemikiran-pemikiran liberalisme.
Yang pasti perlu kita cermati, bahwa
rakyat adalah bagian dari negara, sekalipun negara pada awalnya berdiri atas
kehendak rakyat, namun dengan kekuatan peraturan yang telah disepakati oleh
semua lembaga dan elemen masyarakat, maka peran negara dan pemerintah tentu
harusnya menjadi pilar yang perlu diperhatikan[ALG1] [ALG2][ALG3] .
Solusi apa yang dipaparkan guna perbaikan sistem politik Indonesia dan menjadi
bagian dari geostrategi Indonesia adalah penentuan sistem politik yang
konsepannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dan terjadi
dinegara Indonesia, maksudnya disesuaikan dengan dasar-dasar Negara yaitu
undang-undang dasar Negara. Dan yang paling penting adalah prakteknya pun harus
sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan.
B. Geostrategi Dalam Bidang Ekonomi
Seperti kita ketahui bersama, sistem
baik konsep ataupun praktek perekonomian yang diterapkan di Indonesia, sangat
jauh dari upaya untuk pertahanan negara secara utuh dan independent. Memang
tidak bisa pungkiri rezim apapun yang naik semuanya sepakat untuk memperbaiki
keterpurukan perekonomian negara, mereka semua mengerahkan segenap kemampuannya
untuk memunculkan inovasi-inovasi baru yang kelihatannya menonjol dimata dunia,
tak jarang para ekonom negara kita banyak bekerja sama dengan
pengusaha-pengusaha asing. Namun yang terjadi, kesengsaraan masih saja terus
melanda kita, kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan tidak meratanya tingkat
perkapita masyarakat. Untuk itu, beberapa strategi yang perlu diprhatikan dalam
menilik ekonomi kita antara lain :
1. Kemandirian dalam segala hal, segala
bidang dan aspek kehidupan ketatanegaraan. Termasuk salah satunya dalam bidang
ekonomi. Lantas kita pun tidak akan lupa, dengan capres dan cawapres yang
sekarang sedang berkompetisi memperebutkan kursi yang semoga tidak semata
kesana, melainkan siapapun yang nanti terpilih mereka akan bertanggungjawab
untuk memperjuangkan hak-hak rakyatnya secara merata, termasuk dalam mewujudkan
Indonesia menjadi sejahtera, aman, adil sentosa, dan berdaya saing global.
2. Yang kedua, langkah konkret yang
harus dilakukan adalah, penanaman sikap yang kuat dalam setiap individu
masyarakat untuk berpikir bukan hanya menjadi konsumen saja melainkan bagaimana
caranya menjadi produsen. Dan hal ini sangat belum membudaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Mereka hanya mau disuapin saja tanpa mau berupaya
membuatnya sendiri. Artinya sistem perekonomian bangsa kita perlu dirubah arah
orientasinya yang tadinya hanya sebagai konsumen sekarang diarahkan untuk
menjadi produsen. Dalam hal ini tentu peran pemerintah sebagai motivator dan
fasilitator murni sangat diperlukan.
3. Yang ketiga yang perlu kita dalam rangka
memperkokoh sistem perekonomian Negara Indonesia adalah bagiamana caranya untuk
sebisa mungkin tidak banyak terlalu mudah diintervensi oleh pihak-pihak asing,
sekalipun kita telah menganut sistem demokrasi tapi bukan berarti segalanya
harus kita tiru, karena kita bukan meraka, rakyat indonesia tidak sama dengan
rakyat dinegara mereka, baik itu corak hidupnya, kebudayaannya, adat
kebiasaannya, semuanya berbeda. Maka tak salah apabila kita memilah-milah hal
yang perlu kita adopsi dan yang tidak.
C. Geostrategi dalam bidang Sosial
Langkah-langkah yang harus kita
aktualisasikan guna memperbaiki tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia
adalah sebagai berikut :
1) Dikembalikannya pola kehidupan yang
dulu pernah ada. Perlu digaris bawahi bukan berarti lantas kita kembali menjadi
kehidupan kuno lagi. Melainkan kita kembali menerapkan pola kehidupan yang
harmonis, dinamis, dan familier. Kita kembali munculkan sikap-sikap gotong
royong, saling menghormati dan menghargai, saling merasakan, dan saling membantu
untuk bersama-sama membangun.
2) Perlu dipahamkan bahwa pola kehidupan
liberal yang sekuler itu jelas sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip
masyarakat ketimuran yang itu berarti mereka tidak lagi dengan mudahnya meniru
dan menerapkan pola yang seperti itu. Melainkan mereka harus disadarkan ulang
tentang bagaimana pola konsep dan praktek kehidupan yang seharusnya dijalankan
oleh warga Indonesia khususnya. Dalam hal ini institusi pendidikan sangat
memiliki peran yang sangat pilar.
D. Geostrategi dalam Bidang Budaya
Kita tentu masih ingat ketika bangsa
kita tiba-tiba rame menggunakan batik dalam setiap aktivitas keseharian kita,
terutama dikalangan petinggi negara. Ya, peristiwa itu terjadi ketika ada
pengakuan bahwa batik adalah hasil kreasi orang-orang Malaysia. Lantas kita
juga belum lupa ketika orang ramai-ramai menyuarakan bahwa seni angklung adalah
hasil seni budaya khas bangsa Indonesia khususnya Jawa Barat. Sejalan dengan
pemikiran diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa ada hal penting yang diangggap
kurang diperhatikan oleh segenap bangsa ini, salah satunya adalah pemelihara
atau pelestarian budaya. Mengapa demikian? Karena dengan tidak dipeliharanya
itu maka eksistensi budaya kita semakin hilang, terlebih saat ini semua itu
telah tergerus oleh roda globalisasi dan konsep modernisasi. Perlu kita
waspaidai, perlu kita sikapi, perlu kita tangapi secara serius. Bukan kita
malah ketika budaya kita ada yang menjiplak, bukan seharusnya kita tiba-tiba
mengeksiskan budaya kita ketika itu diaku oleh bangsa lain. Namun bagaimana
cara dan upaya serta strateginya agara dalam setiap saat, tanpa mengenal
waktu-waktu tertentu saja, budaya ini perlu kita perlihara, perlu terus kita
lestarikan, perlu kita selalu perbaharui, dan perlu kita eksiskan baik dalam dan
luar negeri. Kita tidak perlu malu, kita tidak harus takut dikatakan kuno, atau
ketingglan zaman dan sebagainya. Kita seharusnya bangga dengan segudang
kreativitas warisan leluhur kita. Coba mulai dari saat ini pendidikan
kebudayaan digalakkan lagi, budaya tidak boleh dijadikan sebagai suatu yang
aneh,atau sesuatu yang unik, karena budaya bukan terngkorak hewan purba, karena
budaya bukan batu asteroid yang jatuh kebumi. Melainkan budaya itu harus tetap
hidup, harus tetap tumbuh dan berkembang, dalam setiap saat dan waktu,
dimanapun dan kapanpun serta oleh siapapun, bukan malah budaya itu disimpan
dimuseum. Barang kali ini adalah pemikiran yang keliru yang perlu segera
dibenahi. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan terkait masalah, strategi untuk
tetap menjaga kelestarian budaya, adalah sebagai berikut:
1. Pendidkan kebudayaan perlu
diprioritaskan baik itu di jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.
2. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya
kemasyarakatan dibiasakan selalu dibalut dengan kebudayaan, jangan sampai kita
lebih bangga menyaksikan tampilan Band dari pada Seni Budaya Wayang atau Tari
Jaipong.
3. Buat pencitraan bahwa budaya itu
adalah salah satu kekayaan yang perlu dijaga, mencintai budaya berarti
mencintai dan menghargai leluhur kita.
4. Kita harus selalu mengupdate
eksistensi kebudayaan kita, kita kemas dengan kemasan yang lebih up to date
sehingga orang akan semakin cinta dan menikmati setiap kreasi budaya kita.
5. Kita masih ingat dengan ungkapan
bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya-karya leluhurnya,
barangkali ungkapan ini hanya baru diketahui saja belum dipahami. Maka
pemahaman tentang kebudayaan menjadi sangat perlu untuk diaktualisasikan dalam
realita kehidupan.
E. Geostrategi dalam Bidang Pertahanan
Keamanan
Orang terkadang selalu mengidentikan
ketahanan itu dengan TNI, ABRI, Polisi. Apakah itu hal yang salah? Jelas tidak,
mereka memang berkewajiban secara utuh dengan penuh kesadaran untuk menjaga,
membentengi keamanan dan kenyamanan segenap bangsa ini dari berbagi ancaman
baik yang datang dari dalam ataupun luar negeri, apapun rIsikonya. Namun
kewajiban menjaga itu bukan hanya ada ditangan-tangan mereka, melainkan
kewajiban semua kalangan, mulai dari kalangan pekerja, buruh, karyawan, rakyat
sipil pemerintah, pengusaha, politikus, dll. Karena zaman sekarang konsep
ketahanannya pun telah berbeda dengan konsep yang pra kemerdekaan. Zaman
sekarang ini serangan yang mengancam keamanan dan kenyamanan serta ketertiban
bangsa itu tidak hanya dalam bentuk serangan senjata yang berwujud, melainkan
serangan senjara yang abstrak yang menyarang melalui konsep pemikiran kita
pula. Untuk itu perlu diperhatikan bahwa dalam hal ini peran pendidik menjadi
sangat jelas diperlukan. Setiap orang bukan hanya harus dikuatkan fisiknya
saja, melainkan psikis dan pemikirannya, agar mampu menghalau berbagai
tantangan, hambatan, ancaman dan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi
oleh bangsa ini.
Penutup
Kesimpulan
Geostrategi adalah suatu strategi dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi
dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia adalah strategi dalam memanfaatkan
konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan dan
sarana-sarana untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia.Geostrategi merupakan
metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses
pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.
Geostrategi diperlukan dalam menunjang
keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban,
terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan
keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya
kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri. Metode astragatra merupakan
perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung
di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai
dengan menggunakan kemampuannya. Komponen-komponennya adalah komponen strategi
yang terdiri atas delapan gatra (aspek). Delapan gatra (aspek) ini dapat
diklasifikasi dalam dua bagian yang meliputi Trigatra dan Pancagatra.
Geostrategi Indonesia diperlukan dan
dikembangkan untuk mewujudkan dan mempertahankan integritas bangsa dan wilayah
tumpah darah negara Indonesia, mengingat kemajemukan bangsa Indonesia serta
sifat khas wilayah tumpah darah negara Indonesia. Geostrategi Indonesia
diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan
kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka diperlukan
strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan
adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah mewujudkan kekuatan
maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan dan integritas wilayah
dari berbagai ancaman. Geostrategi adalah kondisi dinamis suatu bangsa berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, tantangan
baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak
langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidaup bangsa dan
bernegara maupun perjuangan nasional. Sifat geostrategis ada 7 macam, yaitu :
bersifat daya tangkal dan bersifat developmental/pengembangan, mawas ke dalam,
bersifat kewibawaan, berubah menurut waktu, tidak bergantung kepada pihak lain,
dan sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan kekuatan. Geostrategi dalam
bidang-bidang ketatanegaraan adalah sebagai berikut : geostrategi Indonesia
dalam wujud ketahanan nasional, geostrategi dalam bidang ekonomi, geostrategi
dalam bidang sosial, geostrategi dalam bidang budaya, dan geostrategi dalam
bidang pertahanan keamanan. Hakekat geostrategi adalah keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Dalam
usaha pemupukan nasionalisme untuk memperkuat Ketahanan Nasional, maka pengaruh
iptek sangatlah penting, yakni dalam bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dan
Teknologi dalam bidang pendidikan di perlukan untuk memberikan gambaran tentang
apa-apa saja yang ada dan yang perlu di kembangkan. Dalam hal ini pengaruh Ilmu
pengetahuan dan Teknologi untuk membangun tingkat kesadaran akan nasionalisme
serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari bisa di wujudkan dalam
pendidikan kewarganegaraan. Kesadaran akan sebuah kesamaan untuk membangun dan
memajukan bangsa ini merupakan aspek utama membangun jiwa Nasionalisme.
Daftar Pustaka
Lemhanas. 1996. Kewiraan Untuk
Mahasiswa. Diterbitkan dengan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Depdikbud dan Gramedia: Jakarta.
----------------, 2004. Pendidikan
Kewarganegaraan. Gramedia: Jakarta.
Sunardi, RM. 2004. Pembinaan Ketahanan
Bangsa. PT Kuatemita Adidarma: Jakarta.
Anonim.2011.GeostrategiIndonesia.http://geounesa.net/news/index.php?option=com_content&view=article&id=87:geostrategi-indonesia-dalam-kepentingan-teritorial&catid=54:geografi-politik&Itemid=96.
Diakses pada tanggal 02 April 2011.
Anonim.2011.GeostrategiIndonesia.http://myteiku.blogspot.com/2010/04/geostrategi-indonesia.html.
Diakses pada tanggal 02 April 2011.
Bedjo dan Zainul Akhyar. 2009.
Pendidikan Kewarganegaraan. FKIP UNLAM: Lab PKn.
Nasution, A H. 1977.
Sishankamrata/Ketahanan Nasional. Jakarta, Mimeo: Jakarta.
Santoso, Budi. S.S.2002. Peranan Para
Pemimpin dan Patriot Bangsa dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidup Bangsa dan
Negara. Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM:
Yogyakarta.
Suniodiningrat, Gunawan. 2001.
Pembangunan Ekonomi dan Inlegrasi Bangsa. Jurnal Ketahanan Nasional. Program
Studi Ketahanan Nasional S.Ps - UGM: Yogyakarta.
Suryohadiprojo, Sayidiman.2001. Integrasi Bangsa,
Jumal Ketahanan Nasional. Program Studi Ketahanan Nasional S.Ps-UGM:
Yogyakarta.
Akuanakstmkg.blogspot.com
Sabtu, 09 Agustus 2014
TEMA 1:
KEUNGGULAN
WILAYAH INDONESIA
SUBTEMA: Keunggulan Geostrategis Indonesia
Materi :
1. Letak Geografis Indonesia
Letak Astronomis Indonesia
Letak Geologis dan Ekonomis Indonesia
2. Keuntungan dan Kerugian Letak:
a. geografis Indonesia
b. astronomis Indonesia
c. geologis Indonesia
v Letak Geografis
Indonesia
adalah letak suatu daerah berdasarkan posisi yang sebenarnya di permukaan
bumi. Secara geografis Indonesia terletak antara 2 benua, yaitu Asia-Australia
dan antara 2 samudra, yaitu Pasifik-Hindia.
v Letak Astronomis
Indonesia
adalah letak suatu daerah berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Secara
astronomis Indonesia terletak antara 60 LU- 110 LS
dan 950 BT- 1410 BT.
v Letak Geologis
Indonesia
adalah letak suatu wilayah berdasarkan susunan batuan yang ada pada bumi.
Letak geologis Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Indonesia merupakan
bagian dari 2 buah rangkaian pegunungan besar di dunia yaitu rangkaian
pegunungan mediterania dan sirkum pasifik.
b. Indonesia terletak
pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia- Australia yang
bertumbukan dengan lempeng Asia.
c. Indonesia terletak
pada 3 daerahj dangkalan, yaitu dangkalan Sunda, dangkalan Sahul dan derah laut
pertengahan Australia Asiatis.
Letak Ekonomis Indonesia sangat baik karena:
a) letak Indonesia
antara Asia dan Australia ditambah beberapa tempat di sekitar
Indonesia yang merupakan pusat lalu lintas perdagangan, misalnya Malaysia dan
Singapura.
b) negara tetangga
Indonesia sangat membutuhkan hasil-hasil pertanian dan hasil pertambangan yang banyak
dihasilkan di Indonesia
c) kemungkinan menjadi
pusat pasar dunia sehingga banyak negara industri yang menanamkan
modalnya di Indonesia.
Ø KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan dan Kerugian Letak Geografis
Indonesia
1. Letak Indonesia yang
berada diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia membuat Indonesia bisa
menjalin hubungan baik dengan negara – negara di kedua benua itu. Posisi
tersebut selain juga berada di antara dua samudra membuat Indonesia berada di
jalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi tempat transit jalur
perdagangan dunia. Hal itu membuat Indonesia dapat membuat hubungan baik dengan
negara lain, walau juga dapat membuat Indonesia sebagai jalur lalu lintas
kriminalitas internasional. Seperti lalu lintas perdagangan narkoba dan
perdagangan anak.
2. Kawasan Indonesia yang
terdiri dari banyak pulau membuat Indonesia kaya akan budaya, karena terdiri
dari berbagai suku bangsa, bahasa, dll. Selain itu juga akan timbul banyak
bentukan alam seperti danau, gunung api, pantai, dll. Hal itu dapat memajukan
pariwisata Indonesia. Namun, kontrol pemerintah pusat dengan daerah sulit
terjadi,. Masih banyak pula wilayah terpencil yang belum terjamah sarana
pendidikan, kesehatan, dll akibat wilayah Indonesia yang luas dan terdiri atas
banyak pulau. Aksi kejahatan di daerah pun tak tercium oleh hukum yang berlaku
di Indonesia. Masih marak pula hukum adat di daerah yang tak beadab, seperti
kebiasaan perang antar suku di Papua. Hal tersebut membuat pemerintah sulit
mengontrol penduduk di daerah.
3. Laut yang luas dan
garis pantai yang panjang membuat Indonesia menyimpan hasil laut seperti ikan,
kerang, serta bahan tambang seperti minyak bumi. Hal itu dapat menambah
pendapatan Negara
4. Letaknya yang
berada dikawasan tropis membuat Indonesia kaya akan hasil hutan, berbagai jenis
tanaman, dan berbagai jenis hewan. . Namun akibat pemanasan global, membuat
wilayah Indonesia sangat menerima dampaknya. Seperti sering terjadi badai
tropis. Pengurangan daratan Indonesia akibat pencairan es di kutub. Wilayah Indonesia
yang banyak terdiri atas pulau dan laut yang luas membuat daratan Indonesia
banyak sekali berkurangnya, dll.
5. Tanah Indonesia yang
subur membuat Indonesia menghasilkan banyak hasil pertanian.
6. Wilayah hutan yang
masih cukup luas menjadikan hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Namun,
karena letak hutan yang jauh dari pemantauan pemerintah akibat letak Indonesia
yang berjauhan dan berpulau-pulau membuat aksi kejahatan terhadap hutan,
seperti pembakaran, pencurian kayu, pembukaan hutan yang tak terstruktur marak
terjadi dan sulit dikendalikan.
Keuntungan dan Kerugian Letak Astronomis
Indonesia
Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini membuat Indonesia selalu
disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya terjadi dua kali
pergantian musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Negara-negara
yang memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi alam yang luar biasa. Curah
hujan tinggi akan membuat tanah menjadi subur. Flora dan fauna juga sangat
beraneka ragam. Sedangkan kerugian letak astronomis Indonesia adalah sering
terkena dampak el nino dan la nina. Fenomena El Nino menyebabkan curah
hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah
hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena
posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak
seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
Dampak la nina: Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut
akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan
berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar
Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin
tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat.
Keuntungan dan Kerugian Letak Geologis Indonesia
Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian
timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah
merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur
pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian
pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari
rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia bagian
timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.
Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:
1. Kepulauan Indonesia
memiliki banyak gunung api yang aktif.
2. Laut di bagian
Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah
lautnya dalam.
3. Indonesia menyimpan
banyak barang tambang mineral
4. Wilayah Indonesta
termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa bumi tektonik dan
vulkanik
5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik
Ghinaroudhatul.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar