Senin, 25 Agustus 2014

Arti dan pengertian letak geografis indonesia


Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya.

Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian.

Wilayah Indonesia terletak pada posisi yang strategis dan menguntungkan karena beberapa alasan sebagai berikut:
Letak Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Letak Indonesia di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Beberapa keuntungan yang diperoleh berdasarkan letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut.
Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudra memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia, baik lalu lintas udara maupun laut.

Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia, antara perdagangan negara-negara industri dan negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea, dan RRC dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.

Karena letak geografis indonesia pula Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim. Sekitar bulan Oktober-April angin bertiup dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air dari Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar bulan April-Oktober angin bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap air dari Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau.

Pengaruh musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris terkemuka. Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan bahan makanan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi, gula, tembakau, dan lain-lain yang sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan penduduk Indonesia, secara ekonomi pun menjadi peluang untuk berperan serta dalam perdagangan internasional.

Letak geografis Indonesia sebagai berikut:
Secara astronomi terletak antara 60 LU – 11 0 LS dan 95 0BT – 1410 BT
Terletak antara samudra pasifik dan samudra hindia
Terletak diantara benua asia dan benua Australia
Merupakan pertemuan dua rangkaian pegunungna sirkum pasifik dan sirkum mediterania.

Posisi silang Indonesia adalah:
Indonesia terletak di daerah tropis yang panasnya merata sepanjang tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim penghujan dan usim kemarau.
Karena terketak diantara dua samudra yang sangat ramai pelayarannya, ditambah dengan adanya kekeyaan flor, fauna, sumber sumber mineral akan sangat menunjang perdagangan dan menambah sumber devisa Negara.

Terletak diatara benua besar menyebabkan Indonesia memiliki iklim yang berganti setiap enam bulan sekail.
Karena terletak pada daerah lipatan muda, sangat dimungkinkan pengesploitasian terhadap sumber-sumber mineral seperti minyak bumi, batu bara, besi nikel dan lain-lain.
Di bidang social dan politik, Indonesia dengan mudah berhubungan dengan bangsa-bangsa lain dan dapat ikut serta dalam percaturan politik dunia.

sumber: www.g-excess.com/3974/pengertian-dan-arti-letak-geografis/
Karakteristik Penilaian Pembelajaran IPS
a. Penilaian pembelajaran IPS mengacu pada ketuntasan KD
Dalam pembelajaran IPS, ketuntasan penilaiannya dilakukan setelah tercapainya
satu tema. Satu tema bisa terdiri atas beberapa KD. Setiap KD dalam satu tema tidak
selalu memuat seluruh indikator, artinya satu KD baru tuntas setelah beberapa tema
dipelajari. Oleh karena itu penilaian yang seharusnya dilakukan setiap KD, namun
pelaksanaan pembelajarannya bisa berdasarkan tema.
b. Penilaian dikembangkan secara terpadu.
1) Pengembangan instrumen penilaian untuk pembelajaran IPS secara terpadu
mencakup aspek afektif, kognitif dan skill/keterampilan. Berbagai jenis, teknik
dan bentuk penilaian yang variatif digunakan agar diperoleh informasi pencapaian
kompetensi peserta didik yang objektif, dan komprehensif.
2) Menurut Permendikbud No. 65 tahun 2013, pendekatan penilaian yang digunakan
adalah penilaian autentik. Penilaian autentik adalah penilaian yang menilai
kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Kemampuan peserta didik yang
sebenarnya meliputi kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik. Bagaimana
cara menilai ketiga kemampuan tersebut menurut panduan Penilian yang
dikembangkan Direktorat PSMP tahun 2013 adalah sebagai berikut.

Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap
a. Pengertian
Kompetensi sikap yaitu ekspresi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang
dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik
sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Kurikulum 2013 membagi kompetensi
sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta
didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial yang terkait dengan pembentukan
peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Pada jenjang SMP/MTs, kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, sedangkan kompetensi sikap sosial
mengacu pada KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
Acuan ketercapaian KD adalah indikator, yang merupakan ciri/tanda tercapainya
suatu kompetensi. Indikator harus terukur, karena indikator merupakan ciri/tanda
yang dimunculkan oleh peserta didik, yang dapat diamati atau diobservasi oleh
guru sebagai representasi dari sikap yang dinilai. Menurut Permendikbud No. 65
tahun 2013, KD pada KI 1 dan KI 2, tersirat pernyataan boleh dirumuskan indikator
dan boleh juga tidak dirumuskan indikator. Kesepakatan yang dipakai di Direktorat
PSMP, menyatakan bahwa KD pada KI 1 dan KI 2 perlu dirumuskan indikatornya
karena KD pada KI 1 dan KI 2 akan ditagih penilaiannya pada rapor.
Berikut ini dideskripsikan beberapa contoh indikator dari sikap-sikap yang
tersurat dalam KI-1 dan KI-2 jenjang SMP/MTs dalam panduan penilaian yang
dikembangkan Direktorat PSMP tahun 2013.

b. Teknik Penilaian Kompetens
Penilaian kompetensi sikap dapat dilakukan melalui beberapa teknik antara lain:
1) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
Observasi langsung dilaksanakan oleh guru. Sedangkan observasi tidak langsung
dilakukan dengan bantuan orang lain, seperti guru lain, atau peserta didik.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi
yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Daftar
cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan
skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu
rentangan sikap. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa:
a) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah
b) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran.
Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan
petunjuk penilaian memuat cara memberikan nilai dan mengolah nilai menjadi nilai
akhir.

Sumber : Buku Pegangan Guru IPS kelas 8 kurikulum 2013 edisi revisi







Tujuan Pembelajaran IPS

Untuk menetapkan tujuan pembelajaran IPS, perlu memperhatikan
sejumlah prinsip dalam pembelajaran IPS. Kegiatan Pembelajaran
IPS diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Untuk itu perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses maupun
hasil pembelajaran, remedi, pengayaan, dan interaksi dengan
orang tua, diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan. Sesuai dengan Permendikbud
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
Permendikbud Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi, dan
Permendikbud Nomer 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
mengemukakan sejumlah prinsip pembelajaran sebagai berikut:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar;
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills), dan keterampilan mental (softskills);
h. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Materi Pembelajaran IPS
IPS pada hakikatnya adalah telaah tentang manusia dalam
hubungan sosialnya atau kemasyarakatannya. Manusia sebagai
makhluk sosial akan mengadakan hubungan sosial dengan
sesamanya, mulai dari keluarga sampai masyarakat, baik pada
lingkup lokal, nasional, regional, bahkan global. Hal ini sebagaimana
diungkap oleh Nursid Sumaatmadja (2007: 1. 3) bahwa setiap
orang sejak lahir, tidak terpisahkan dari manusia lain. Selanjutnya,
dalam pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani sesuai
dengan penambahan umur, pengenalan dan pengalaman seseorang
terhadap kehidupan masyarakat di lingkungan sekitarnya yang makin
berkembang dan meluas.
Materi pembelajaran IPS diambil dari kehidupan nyata yang
terdapat di lingkungan masyarakat. Bahan atau materi diambil dari
pengalaman pribadi, teman- teman sebaya, serta lingkungan alam,
dan masyarakat sekitarnya. Dengan cara ini diharapkan, materi akan
lebih mudah dipahami karena mempunyai makna lebih besar bagi
para peserta didik daripada bahan pembelajaran yang abstrak dan
rumit yang berasal dari Ilmu-Ilmu Sosial.
Ruang lingkup materi IPS meliputi perilaku sosial, ekonomi dan
budaya manusia di masyarakat. Masyarakat merupakan sumber
utama IPS. Aspek kehidupan sosial terkait dengan ruang tempat
tinggalnya apapun yang dipelajari, apakah itu hubungan sosial,
ekonomi, budaya, kejiwaan, sejarah, geografis ataukah politik,
sumbernya adalah masyarakat. Sebagaimana dijelaskan oleh
Winataputra (2007: 1. 48) bahwa visi pendidikan IPS sebagai
program pendidikan yang menitik beratkan pada pengembangan
individu peserta didik sebagai “aktor sosial” yang mampu mengambil
keputusan yang bernalar dan sebagai “warga negara” yang cerdas,
memiliki komitmen, bertanggung jawab dan partisipatif. Melalui
pendidikan IPS, peserta didik dibina dan dikembangkan kemampuan
mental serta intelektualnya menjadi warga negara yang memiliki
keterampilan dan kepedulian sosial serta bertanggung jawab terhadap
pembangunan nasional dengan memanfaatkan potensi sumberdaya
yang ada secara optimal dan lestari.
Ruang lingkup/scope materi IPS meliputi materi substansi/konten/
isi, materi proses, dan materi sikap. Materi substansi meliputi fakta,
konsep, generalisasi, dan teori. Materi proses, meliputi: menerima,
mencari, mengumpulkan, merumuskan, dan melaporkan informasi.
Informasi ini meliputi manusia dan lingkungannya. Pengorganisasian
materi sikap atau afeksi, di mana ada sistematisasi bahan, informasi,
dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan
lingkungannya, sehingga menjadi lebih bermakna. Pengorganisasian
materi sikap diharapkan dapat membuat peserta didik lebih peka
dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab. Selain itu, pengorganisasian materi sikap dapat
mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri
dan masyarakat yang lebih luas.
Pengembangan materi IPS dengan ciri pembelajaran terpadu
menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian. Proses
pembelajaran IPS di SMP, tidak menekankan pada aspek teoritis
keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada segi praktis
mempelajari, menelaah, serta mengkaji gejala dan masalah sosial.
. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar
peserta didik sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan
sampai lingkungan yang luas, yaitu negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia, misalnya mata pencaharian, pendidikan,
agama, produksi, komunikasi, dan transportasi.
c. Lingkungan geografis dan budaya meliputi segala aspek geografis
dan antropologis dari lingkungan peserta didik yang terdekat
sampai yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia,
sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang
terjauh, tentang tokoh- tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.

Pendekatan dan Model Pembelajaran IPS

a. Pendekatan Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS harus disajikan menggunakan pendekatan
ilmiah (saintifik/scientific), dan menggunakan model yang
dianjurkan dalam Kurikulum 2013, yaitu discovery-inquiry based
learning, problem based learning, dan project based learning.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat didefinisikan
sebagai pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum, atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan
pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
menarik kesimpulan serta mengomunikasikan kesimpulan (5M).
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan mencipta.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran IPS, bantuan guru
diperlukan, tetapi bantuan itu harus makin berkurang ketika peserta
didik makin bertambah dewasa atau makin tinggi kelasnya.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain
didasarkan pada prinsip pembelajaran yang:
1) Berpusat pada peserta didik,
2) Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruk
konsep, hukum, dan prinsip,
3) Mendoroong terjadinya peningkatan kecakapan berpikir peserta
didik,
4) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan
5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih
kemampuan dalam komunikasi.
Secara umum pembelajaran dengan pendekatan saintifik
dilakukan melalui langkah-langkah:
1) Peserta didik melakukan pengamatan atas suatu fenomena yang
berupa gambar/video, lingkungan sekitar untuk mengidentifikasi
hal-hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan.
2) Peserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-hal yang
ingin diketahui peserta didik pada saat melakukan pengamatan.
3) mengumpulkan data atau informasi dengan berbagai teknik,
seperti: membaca Buku Peserta didik, mencari di internet,
wawancara dengan nara sumber atau melakukan pengamatan
di lapangan.
4) menganalisis data atau informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan
sampai diperoleh suatu kesimpulan atas jawaban dari
pertanyaan yang telah dirumuskan,
5) mengomunikasikan kesimpulan dengan cara mempresentasikan
di depan kelas, menempel kesimpulan pada dinding kelas
atau tempat yang telah disediakan sebagai wahana belajar
peserta didik.
6) Pengorganisasian materi IPS dalam Kurikulum 2013 dilakukan
secara terpadu. Model pendekatan terpadu, memadukan
berbagai disiplin ilmu sosial sedemikian rupa sehingga
batas-batas antara disiplin ilmu yang satu dengan lainnya
menjadi tidak tampak (Hasan, 1995: 27). Pendekatan terpadu
pada hakikatnya merupakan pendekatan pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip secara holistik dan autentik. Melalui pengembangan
materi terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kembali pengetahuan yang
dipelajarinya


b. Model-model Pembelajaran IPS
Model-model pembelajaran yang direkomendasikan di dalam
standar proses adalah: Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM),
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP), dan Discovery-Inquiry (DI).
Ketiga model tersebut diharapkan dapat memperkuat penerapan
pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Agar guru dapat memperoleh pemahaman tentang bagaimana
mengimplementasikan model-model pembelajaran tersebut akan
diuraikan satu per satu pada uraian berikut.
1) Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau dalam
bahasa Inggris disebut Problem Based Learning (PBL)
adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata
sebagai konteks atau sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan
berpikir kritis serta membangun pengetahuan baru. Dalam
Pembelajaran berbasis masalah, peserta didik, secara
individual maupun berkelompok, menyelesaikan masalah nyata
tersebut dengan menggunakan strategi atau pengetahuan
yang telah dimiliki. Secara kritis, peserta didik menemukan
maslah, menginterpretasikan masalah, mengidentifikasi faktor
penyebab terjadinya maslah, mengidentifikasi informasi dan
menemukan strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah, mengevaluasi kesesuaian strategi dan solusi, dan
mengomunikasikan simpulan. Tujuan utama PBM bukanlah
penyajian sejumlah besar fakta kepada peserta didik, melainkan
pada pengembangan kemampuan peserta didik untuk berpikir
kritis, menyelesaikan masalah, dan sekaligus mengembangkan
pengetahuannya.
PBM mengacu kepada prinsip-prinsip pembelajaran lainnya
seperti pembelajaran berbasis proyek (project-basedlearning),
pembelajaran berbasis pengalaman (experiencebased
learning), pembelajaran autentik (authentic learning)
dan pembelajaran bermakna (anchored instruction). Model
pembelajaran tersebut cocok untuk pengembangan kemampuan
berpikir tingkat tinggi karena dengan model tersebut peserta
didik akan terbantu untuk memproses informasi yang sudah
jadi dalam benaknya, dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang lingkungan sekitarnya. Untuk dapat memahami
pola urutan PBM tersebut, perlu dilakukan melalui sintaks atau
langkah-langkah pembelajaran sebagaimana dikemukakan Nur

(2011)
Sumber : buku-pegangan guru ips smp kelas 7 kurikulum 2013 edisi revisi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 




KURIKULUM 2013





SMP/MTs

MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL













KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2013


A.      Pengertian
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu, masa sekarang, dan kecenderungannya di masa-masa mendatang.  Pada jenjang SMP/MTs, mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

B.       Rasional
Saat ini Bangsa Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan dalam  berbagai bidang kehidupan. Dalam menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan kekuatan diri dari masing-masing warga negara dan kekuatan kohesi sosial dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya. Kekuatan diri yang diharapkan adalah menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (Lihat UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sedangkan kohesi sosial yang dibutuhkan adalah kekuatan kebersamaan, komitmen, dan kearifan untuk bahu membahu dalam membangun bangsa.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, bangsa Indonesia perlu memupuk nasionalisme budaya (cultural nationalism) yang berarti pengakuan terhadap budaya etnis yang beragam, yang lahir dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia yang bhinneka. Setelah itu perlu mengelola sumberdaya alam untuk menjamin kesejahteraan bangsanya berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan prinsip keadilan sosial, dan meningkatkan daya saing produk barang dan jasa, melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia sebagai subyek dalam persaingan tersebut.  
Dari semua tantangan tersebut, pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengambil peran untuk memberi pemahaman yang luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan, yaitu (1) memperkenalkan konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan  masyarakat dan lingkungannya,  (2) membekali kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,  inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memupuk komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) membina kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

C.    Tujuan
Tujuan utama dari pembelajaran IPS ini adalah untuk membina para peserta didik menjadi warganegara yang mampu mengambil keputusan secara demokratis dan rasional yang dapat diterima oleh semua golongan yang ada di dalam masyarakat. Adapun rincian tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1.         Mengenal  konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan  masyarakat dan lingkungannya;
2.         Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,  inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;
3.         Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
4.         Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.  



D.      Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1.         Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu ;
2.         Perubahan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara, zaman Hindu-Buddha dan zaman Islam, zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan, masa pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi;
3.         Jenis dan fungsi kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat;
4.         Interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi;

E.       Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran, dan Penilaian
Proses pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan proses sain. Beberapa keterampilan yang dibina antara lain:
1.         Keterampilan berpikir yaitu kemampuan mendeskripsikan, mendefinisikan, mengklasifikasi, membuat hipotesis, membuat generalisasi, memprediksi, membandingkan dan mengkontraskan, dan melahirkan ide-ide baru;
2.         Keterampilan akademik yaitu kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, mendengarkan, membaca dan menginterpretasi peta, membuat garis besar, membuat grafik dan membuat catatan.
3.         Keterampilan penelitian yaitu mendefinisikan masalah, merumuskan suatu hipotesis, menemukan dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, mengevaluasi hipotesis dan menarik kesimpulan, menerima, menolak atau memodifikasi hipotesis dengan tepat.
4.         Keterampilan sosial yaitu kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda-tanda non-verbal yang disampaikan oleh orang lain, merespon berbagai masalah, memberikan penguatan terhadap kelebihan orang lain, dan mempertunjukkan kepemimpinan yang tepat.

Dengan landasan pada harapan di atas, pembelajaran IPS memiliki lima langkah pokok yaitu:
1.         Mengamati yaitu kegiatan belajar dari lingkungannya melalui indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek. Tujuannya untuk memperoleh pengalaman dan melihat fakta tentang keadaan lingkungan sekitarnya;
2.         Menanya yaitu kegiatan peserta didik untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, atau suatu proses tertentu;
3.         Mengeksperimen, yaitu kegiatan mengumpulkan data melalui kegiatan uji coba, mengeksplorasi lebih mendalam, dan mengumpulkan data sehingga data yang telah diperoleh dapat dianalisis dan disimpulkan;
4.         Mengasosiasi yaitu kegiatan peserta didik untuk membandingkan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting;
5.         Mengomunikasikan yaitu kegiatan peserta didik dalam mendiskripkan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, uji coba, dan mengasosiasi.
Kelima proses tersebut dapat diisi dengan berbagai kegiatan yang relevan. Penilaian peserta didik juga diarahkan pada kelima proses pembelajaran. Dengan demikian strategi penilaian  proses dan hasil belajar yang digunakan adalah penilaian kelas. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya siswa (portfolio), dan penilaian diri.




Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial


KELAS: VII

KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1         Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya.
1.2         Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat.
1.3         Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1         Meniru perilaku jujur, disiplin bertanggung jawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada zaman Hindu Buddha dan Islam dalam kehidupannya sekarang.
2.2         Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu, peduli, menghargai, dan bertanggungjawab terhadap kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
2.3         Menunjukkan perilaku santun, toleran dan peduli dalam melakukan  interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya.
3.    Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1       Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik).
3.2       Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara, zaman Hindu Buddha dan zaman Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik.
3.3       Memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
3.4       Memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.    Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1       Menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik).
4.2       Menyajikan hasil pengamatan tentang hasil-hasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada zaman praaksara, zaman Hindu Buddha dan zaman Islam dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik yang masih hidup dalam masyarakat sekarang.
4.3       Menghasilkan gagasan kreatif untuk memahami jenis-jenis kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di lingkungan masyarakat sekitar.
4.4       Mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk  dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar.




KELAS: VIII

KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1        Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya.
1.2        Menghayati ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik  dalam masyarakat.
1.3        Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1        Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada zaman penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam menumbuhkan rasa kebangsaan.
2.2        Berperilaku jujur, sopan, estetika dan memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik.
2.3        Menunjukkan perilaku peduli, gotong royong, tanggungjawab dalam berpartisipasi penanggulangan permasalahan lingkungan hidup.
3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1        Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik).
3.2        Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik.
3.3        Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik  dalam masyarakat.
3.4        Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1        Menyajikan hasil telaah aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup regional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik) di lingkungan sekitar.
4.2        Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan sekitarnya.
4.3        Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi. dan politik di lingkungan masyarakat sekitar.
4.4        Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar.







KELAS: IX
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.    Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1         Mensyukuri karunia Tuhan YME yang telah memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik.
1.2         Mensyukuri adanya kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik  dalam masyarakat yang mengatur kehidupan manusia dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia.
1.3         Mensyukuri karunia dan rahmat Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
2.    Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1         Menunjukkan perilaku cinta tanah air dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan rasa nasionalisme.
2.2         Memiliki kepedulian dan penghargaan terhadap lembaga sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
2.3         Memiliki rasa tanggungjawab, peduli, percaya diri dalam mengembangkan pola hidup sehat, kelestarian lingkungan fisik, budaya, dan peninggalan berharga di masyarakat
3.    Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
3.1         Menerapkan aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
3.2         Menelaah perubahan masyarakat Indonesia dari zaman pergerakan kemerdekaan sampai dengan awal reformasi dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik dalam wawasan kebangsaan.
3.3         Membandingkan manfaat kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik  dalam masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.4         Membandingkan landasan dari dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi.
4.    Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1      Menyajikan hasil olahan telaah aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam mewujudkan kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik).

4.2         Menyajikan hasil olahan telaah tentang hasil-hasil kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada zaman pergerakan kemerdekaan sampai sekarang dalam aspek geografis, ekonomi, budaya dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.3         Merumuskan alternatif  tindakan nyata dalam mengatasi masalah yang kelembagaan sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.4         Merumuskan alternatif  tindakan nyata dan melaksanakannya sebagai bentuk partisipasi dalam mengatasi masalah lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi sebagai akibat adanya dinamika interaksi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 sumber : KI dan KD IPS SMP/MTs_ pusbuk 11-13 Mei 2013